Thursday, 15 February 2018

Kumpulan Puisi Jagoan Terbaru 2018

Kumpulan Puisi Pahlawan Terbaru 2018 - Pahlawan ialah orang orang yang sangat berjasa, berani dan penuh pengorbanan bagi bangsa, negara, dan agama.

pahlawan juga orang yang sangat gagah berani sebab mereka telah rela mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan.

Kemerdekaan yang kita rasakan dikala ini ialah keringat dan darah yang ditumpahkan pahlawan-pahlawan berhati emas di masa lampau. Mereka berjuang melawan penjajah dengan hanya bermodalkan bambu runcing, mengorbankan jiwa dan raga untuk mengusir penjajah. Sebegitu besar jasa pendekar untuk kehidupan yang kita kecap dikala ini, hingga layaklah kalau kita menawarkan penghargaan setinggi-tingginya kepada beliau-beliau. Salah satu cara yang sanggup kita tempuh untuk menghargai jasa para pendekar ialah dengan puisi. Biasanya Puisi Perjuangan dibacakan di perayaan spesial, menyerupai hari kemerdekaan, hari pahlawan, hari kesaktian pancasila dan hari bersejarah lainnya.

Kumpulan Puisi Pahlawan Terbaru 2018

 Puisi Untuk Pahlawanku

  Pahlawan ialah orang orang yang sangat berjasa Kumpulan Puisi Pahlawan Terbaru 2018

demi negeri
kamu korbankan waktumu
demi bangsa
rela kamu taruhkan nyawamu
simpulan hayat menghadang didepan
kamu bilang itu hiburan

nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri

hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu

bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
lembap dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan

Karenamu Pahlawanku

Kumpulan puisi pendekar karya: Rayhandi

Karenamu pahlawanku
Sekarang saya sanggup hidup tenang
Tanpa kerja rodi romusa
Tanpa jerit takut rakyat tertembak.

Karenamu pahlawanku
Sekarang bumi kami tenang
Air dan tanah menjadi kekayaan pertiwi
Bukan eropa bukan juga belanda.

Karenamu pahlawanku
Aku hidup di jaman merdeka
Setiap tubuh mempunyai hak sama.

Karenamu pahlawanku
Hingga hari ini saya sanggup menulis puisi dan sepucuk doa
Doa untuk roh roh suci kalian
Yang berjuang atas darah dan tulang.

Terima kasih pendekar

Kumpulan puisi pendekar karya: Rayhandi

Kuucapkan terima kasih untuk kalian yang disana
Yang mati sebab berani
Yang mati sebab yakin
Yang mati sebab benar.

Kuucapkan terima kasih
Untuk jasad yang kini menjadi bubuk
Karena kalian kami merdeka
Karena kalian merah putih tegak di pucuk langit garuda
Menjulang menjadi bukti darah dan nyawa telah tertaruh.

Kuucapkan terima kasih
Untuk keberanian kalian
Keberanian yang tumbuh di dasar hati
Menjalar merenggut darah
Tiada takut kalian berperang
Bahkan matipun mau dikau.

Kuucapkan terima kasih
Untuk setiap doa
Doa yang setiap hitam terbang ke langit
Doa yang tiada henti hentinya kalian tasbih
Untuk kami, indonesia mendatang.

Kuucapkan terima kasih
Tanah yang kami injak
Air yang kami minum
Adalah darah dan nyawa
Yang dulu melayang.

Kuucapkan terima kasih
Sekali lagi, kuucapkan terima kasih
Untuk kalian yang kini sudah di nirwana
Tersenyum melihat garuda terbang tinggi.

Jiwa jiwa yang gugur

Kumpulan puisi pendekar karya: Rayhandi

Jiwa jiwa yang gugur
Jasad jasad berantakan di bumi indonesia
Darah menjadi biru hitam jeritan
Rasa takut menyatu dengan hati.

Jiwa jiwa yang gugur
Kini mereka suci di janah
Menjadi tamu allah
Mereka tersenyum di sana
Tersenyum untuk indonesia yang semakin dan menderita.

Jiwa jiwa yang gugur
Tidak tahukah kamu jumlah roh yang terpisah dengan jasad?
Beratus bahkan beribu jiwa menjadi almarhum.

Jiwa jiwa yang gugur
Mereka gugur untuk satu nama
Mereka berkorban untuk satu nama
Mereka menangis untuk satu nama
Indonesia....indonesia!

Untukmu Pahlawan Indonesiaku

Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kamu taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan

Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri

Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu

Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di tubuh keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan

Pupus Raga Hilang Nyawa

Napak tilas para pendekar bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka

Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya

Merdeka…
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata

Merdeka…
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa

Merdeka…
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia

Pengorbanan

Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan

Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian usang telah menanti
Dirinya tak jua lepas

Andai saya sang Ksatria
Aku niscaya menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
(Puisi Karya Siti Halimah)

Di Balik Seruan Pahlawan

Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral

Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi

Kini kamu lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
(Puisi Karya Zshara Aurora)

Untuk Pahlawan Negriku

Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati

Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pendekar negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pendekar jagat raya
Hanya jasamu yang sanggup ku lihat
Hanya jasamu yang sanggup ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku

Pahlawanku

Pahlawanku…
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kamu berikan untuk bumi pertiwi

Haruskah saya turun ke medan perang
Haruskah saya mandi berlumuran darah
Haruskah saya tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas Jasa-jasamu

Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak sanggup kamu raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangsa
(Puisi Karya Rezha Hidayat)

Indonesiaku Kini

Negaraku cinta indonesia
Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana
Apakah pantas memimpin negara
Yang kondusif sentosa

Indonesiaku tumpah darahku
Apakah belum berdiri dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati

Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim

Kami mengharapkan pemimpin
Yang sholeh dan solehah
Menggantikan kiprah Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah

Andai saya menemukan
Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Yang Mahakuasa maha mengetahui dan yang mengetahuinya
(Puisi Karya Awaliya Nur Ramadhana)

Bambu Runcing

Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal saya hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit

Karena kamu memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri

Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas

Pemuda Untuk perubahan

Indonesiaku menangis
Bahkan Tercabik-cabik
Dengan hebatnya pengusaanya sang korupsi
Tak peduli rakyat menangis

Kesejahteraan jadi Angan-angan
Keadilan hanyalah Khayalan
Kemerdekaan telah terjajah
Yang tinggal hanya kebodohan

Indonesiaku, Indonesia kita bersama
Jangan hanya tinggal membisu kawan
Mari kita bersatu ambil peranan
Sebagai cowok untuk perubahan
(Puisi Karya Ananda Rezky Wibowo)
Sekianlah rangkaian Puisi puisi pahlawan yang sanggup admin sampaikan pada kesempatan kali ini semoga bermanfaat dan menjadi wangsit bagi kita semua untuk selalu mengingat nya,,,,

No comments:

Post a Comment